Sabtu, 24 Mei 2014

Uji Klinik

Studi Klinis di Luar Negri
Dalam studi yang menyeluruh terbukti bahwa PhytoCellTec™ Malus domestica ™, sebagai bahan aktif dari produk PhytoStemCell™ Series, mampu meningkatkan vitalitas dan usia dari stem cells kulit kulit, melindunginya dari kerusakan akibat tekanan lingkungan, dan dengan demikian menunda proses

Meningkatkan vitalitas dari sel induk

Dilakukan pengujian untuk mengukur “colony forming eficieny” beberapa kultur dari stem cells epidermis, yang dilakukan dengan cara menambahkan PhytoCellTec™ Malus Domestica dengan konsentrasi yang berbeda-beda. Hasil percobaan menunjukkan bahwa PhytoCellTec™ Malus Domestica memberikan pengaruh positif terhadap karakteristik stem cells.




Memelihara Kemampuan Regenerasi jaringan Epidermis baru
 Stemcells Stem cells epidermis muda dapat membentuk lapisan-lapisan epidermis yang lengkap saat dilakukan percobaan di laboratorium. Ketika percobaan dilakukan ke stem cells yang sudah menua, proses pembelahan diri dan pembentukan epidermis sudah tidak terjadi. Stem cells ini sudah habis dan telah mencapai akhir dari siklus hidup mereka. Namun, jika ekstrak stem cells Malus domestica ditambahkan ke stem cells epidermis, bahkan sel yang sudah menua pun masih bisa menghasilkan beberapa lapis epidermis. Di bawah pengaruh ekstrak stem cells Malus domestica, stem cells epidermis dapat dipertahankan vitalitasnya lebih lama dan mampu membentuk jaringan baru dan memperbaharui kulit.

Efek Anti Kerut

Stemcells Efek anti-kerut dari PhytoCellTec Malus domestica ™ dipelajari dalam percobaan klinis dengan 20 subyek (berusia 37 sampai 64). Emulsi 2% PhytoCellTec Malus domestica ™ diaplikasikan ke kerutan di daerah ujung mata selama 28 hari. Hasil percobaan menunjukkan kerutan terlihat berkurang secara signifikan pada 100% subyek. (lihat gambar)


Studi Klinis di Indonesia
Selain serangkaian uji klinis dan uji laboratorium yang dilakukan oleh prinsipal di Swiss,  kami pun melakukan serangkaian uji efikasi terhadap produk jadi maupun terhadap bahan aktif yang dilakukan di Indonesia, sebelum produk PhytoStemCellTM Series ini kami luncurkan.

Uji ini melibatkan dua universitas nasional terkemuka di Indonesia serta didukung oleh belasan team dermatologis yang diketuai oleh DR. dr. Indah Julinato Sp.KK (K).

Metode uji in vivo (human study) yaitu double blind randomized with placebo control, dengan jumlah responden sebanyak 60 orang wanita Indonesia dengan rentang usia 40-55 tahun, berjenis kulit Fitzpatrick IV-V, dengan derajat aging Glogau III (Advanced Photoaging: Obvious discolorations, visible capillaries, visible keratosis, wears heavier foundation always)

Dari 60 orang responden ini dibagi menjadi dua kelompok secara acak (randomized), masing-masing 30 orang, yaitu kelompok Produk yang akan dipakaikan sediaan berisi vehicle + bahan aktif, dan kelompok Kontrol yang hanya akan dipakaikan sediaan yang hanya berisi vehicle tanpa bahan aktif.
Baik peneliti maupun responden tidak mengetahui (double blind) mana sediaan  yang berisi vehicle + bahan aktif, dan mana sediaan yang hanya berisi vehicle nya saja (placebo control). Hal ini dilakukan untuk menghindari efek sugesti.


Masing-masing responden ini diminta menggunakan sediaan (terdiri dari rangkaian produk pembersih, eye gel, serum, day cream dan ninght cream) dengan benar, pagi dan malam. Lalu kemudian dilakukan pengamatan selama 4 minggu dan secara seksama dipantau efek penggunaan  produk PhytoStemCellTM Series mulai dari saat sebelum penggunaan (minggu ke-0) hingga setelah pemakaian di minggu ke-4. penilaian dilakukan secara klinis/subyektif dengan evaluasi klinis (VAS) dan obyektif dengan alat Elastometer®  EM 25 untuk mengukur kelembapan dan elastisitas kulit, serta foto digital.


Pada minggu ke 0 semua responden menunjukkan angka pada Elastometer dibawah nilai standard yang ideal untuk kelompok umur mereka yaitu 52%. Ini artinya semua responden mengalami penuaan dini. (Responden mayoritas diambil dari pedagang kaki lima yang tiap hari terjemur matahari tanpa pernah menggunakan tabir surya atau produk skin care lainnya.)

Karena pengelompokan menggunakan sistem acak (random),  kebetulan para responden di Kelompok Produk memiliki nilai Elastometer yang lebih rendah dibanding Kelompok Kontrol, sehingga pada Minggu I terlihat masing-masing kelompok meningkat angka Elastometernya, namun secara rata-rata peningkatan di Kelompok Kontrol masih lebih tinggi dibandingkan dengan Kelompok Produk.

Pada Minggu II pemakaian, baru terlihat perbedaan yang signifikan antara Kelompok Produk dengan Kelompok Kontrol, bahkan di Minggu II ini angka Elastometer rata-rata dari Kelompok Produk sudah melampaui angka ideal Elastometer untuk kelompok umur responden (52%)  yaitu  menjadi 54,11%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dua minggu pemakaian produk, bisa menurunjan derajat aging dari Glogau III (50-65 th) menjadi Glogau II (35-50 th).
Penurunan derajat aging tidak terjadi pada Kelompok Kontrol, bahkan hingga Minggu IV pemakaian, yang terjadi hanyalah mengembalikan nilai Elastometer responden ke angka ideal yaitu 52%.

Selain menggunakan alat Elastometer®  EM 25, pengamatan pun dilakukan melalui pemotretran digital yang terstandarisasi.

Pada akhir minggu ke-2, tercatat perbaikan klinis aging dari derajat aging Glogau III (50-65 th) menjadi Glogau II (35-50 th).

 Pada akhir minggu ke-4, tampak kerutan semakin menipis, kulit lebih kencang, bercahaya, warna kulit lebih merata, dan beberapa tumor jinak (keratosis seboroik) berkurang.

Selain uji in vivo, juga dilakukan uji in vitro terhadap bahan aktif PCT Malus Domestica. Uji ini ditujukan untuk mengetahui efektivitas bahan aktif dalam mengangktifkan kembali sel Fibroblast yang telah rusak/mati.